Dapatkan gratis ongkir - Bebas 30 hari uang kembali.

Mengintip Kerajinan Wayang Golek di Desa Malangnengah

Mengintip Kerajinan Wayang Golek di Desa Malangnengah

Ibu Iar dan Bapak Suhendra merupakan pasangan suami istri yang hingga saat ini masih tengah menjalankan usaha Wayang Golek di tengah gempuran budaya luar. Usaha yang dijalankan sejak tahun 1993 bersama istrinya ini,  merupakan usaha turun temurun dari keluarga bapak suhendra.

Bapak Suhendra menggeluti kerajinan tangan berbahan baku kayu lamek sejak berusia 12 tahun. Setiap hari pasangan suami istri itu membuat wayang golek di rumahnya bertempat di Desa Malangnengah, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta.

Masyarakat mengenal tempat produksi wayang golek tersebut dengan sebutan “Wayang Golek Hendra” . Jenis wayang yang sering dibuat yaitu Pandawa Lima dan Panakawan. Menurut istrinya, Ibu Iar, kedua wayang tersebut yang paling banyak diminati atau paling sering dipesan oleh konsumen.

Jumlah penjualan tiap minggunya rata-rata mencapai 100 biji. Ibu Iar juga mengatakan bahwa usaha Wayang Golek nya ini belum dipasarkan secara maksimal. Ibu Iar hanya menyediakan stok dirumahnya setiap minggunya dan menunggu pembeli yang datang langsung untuk membeli. Untuk pemesanan Wayang Goleknya juga harus dari beberapa hari, dan tidak bisa terburu-buru karena keterbatasan pembuatnya hanya kedua pasangan suami istri tersebut.

"Wayang golek Pandawa Lima meliputi Arjuna, Bima, Darma Kusuma, Nakula dan Sadewa. Sementara Panakawan yaitu Semar, Cepot, Dawala, dan Gareng.” Tutur bu Iar.

Harga wayang golek berkisar dari harga termurah yaitu Rp20.000 hingga harga yang paling mahal mencapai Rp600.000. Pembeli wayang golek kebanyakan berasal dari luar kota. Tidak sedikit juga yang memesan untuk dibawa ke luar negeri.

Diluar dari usaha wayang golek tersebut, bapak Suhendra juga menjalani pekerjaan sampingan yaitu menjadi supir.

Tinggalkan Komentar

Email anda tidak akan ditampilkan. Harap isi semua yang bertanda *

Artikel Terpopuler